jelajah-gizi

 

Makanan selalu punya caranya sendiri untuk mengikat hati. Entah itu Soto Pepaya buatan Mak saya di Margomulyo atau Sambalado super pedas bikinan Amak di Galogandang, Tanah Datar sana. Tak hanya menyihir lidah, melainkan meninggalkan rasa di hati dan akan selalu mengingatkan pada episode-episode tertentu dalam perjalanan kehidupan.

Makanan pula lah yang membuat saya homesick dan nangis-nangis bombay di minggu-minggu awal kuliah, ketika untuk pertama kalinya jauh dari Mak’e. Saya pindah ke lingkungan yang jauh lebih modern dengan menu makanan lebih mewah serta keluarga baru yang lebih ‘gaul’ dan melek teknologi. Tapi nyatanya semua belum cukup membuat saya bisa mengatakan bahwa cheese cake lebih enak dari gethuk, atau sirloin steak lebih enak dari sarden ikan asin buatan Mak. Ini bukan sekedar urusan #NdesoGarisKeras atau lidah tak bisa bohong. Tapi karena sadar atau tidak, setiap kali kita mencecap rasa makanan, hati kita ikut merasakannya. Makan bukan sekedar urusan perut, apalagi kalau kita tahu benar proses dibalik hidangan yang tersaji itu. Saya mah orangnya gitu, selalu pakai hati, cyiin!

  Continue reading “LUPAKAN DIET, MARI PERGI KE SULAWESI UTARA!”